APARATUS GOLGI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sel
merupakan unit dasar struktural, fungsional, hereditas, genetika, dan
reproduksi, yang didalamnya membahas tentang struktur dan fungsi. Dimana yang
tidak ada satu pun yang lebih kecil dari pada sel.
Berdasarkan
struktur internalnya, sel dibedakan atas dua golonga yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Pada sel Prokariotik,
senyawa genetik terdapat dalam satu badan inti atau bedan sebelumnya
inti yang tidak dikelilingi membran. Sedangkan pada sel eukariotik yang
terdapat dalam semua sel hewan dan tumbuhan, inti sel yang amat kompleks dan
telah jauh berkembang, dikelilingi oleh selubung inti yang terdiri dari dua
membran atau membran ganda yang berdekatan. Kedua membrane menyatu disekitar
pori-pori inti yang berdiameter sekitar90 nm sehingga beebagai senyawa antara
inti sel dan sitoplasma terdapat berbagai organel antara Retikulum Endoplasma
RE, Mitokondria, lisosom, Ribosom dan Diktikosom Badan Golgi. Masing-masing
organel ini dengan berbagai bentuk dan ukuran mempunyai struktur yang khasdalam
jumlah bervariasi yang bervariasi dengan fungsi tertentu didalam sitoplasma.
Dan pada makalah
ini ini terutama akan membahas tentang salah satu organel sel yang paling dekat
dengan RE, yaitu Aparatus Golgi. Sebelum kita telah mempelajari tentang RE yang
kita ketahui bahwa organel ini menghasilkan enzim hormon, dan senyawa lainnya
hasil sintesis fosfolipid dan koleterol. Senyawa-senyawa tersebut disintesis
dalam keadaan belum siap benar untuk digunakan oleh sel maka harus ada organel
melakukan tugas tersebut dan organel tersebut adalah aparatus golgi.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana struktur pada Aparatus Golgi ?
2.
Bagaimana fungsi-fungsi Aparatus Golgi ?
3.
Bagaimana proses Transpor
Protein dari RE ke AG ?
C. Tujuan
dan Manfaat
Dari latar belakang tersebut dapat diambil tujuan
penulisan sebagai berikut:
1.
Mengetahui struktur-struktur Aparatus
Golgi
2.
Memahami apa fungsi dan bagian-bagian
dari Aparatus Golgi
3.
Mengetahui dan memahami proses Transpor
Protein dari RE ke AG
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Struktur
Aparatus Golgi
Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh retikulum endoplasma
disintesis dalam keadaan belum siap benar untuk digunakan oleh sel (immature).
Untuk menyiapkan sel tersebut terdapat organela yang melakukan tugas tersebut,
yaitu apparatus golgi atau badan golgi atau kompleks golgi. Disebut apparatus,
badan atau kompleks dikarenakan organela ini terdiri atas beberapa bentukan.
Diberi nama golgi karena organela ini pertama kali dilihat oleh Camillo Golgi
seorang saintis pada akhir tahun 1880. Pada tumbuhan, apparatus golgi oleh para
ahli biologi sering disebut dengan nama diktiosom (dictyosome, asal kata dari
dicty = jala dan soma = badan) karena pengamatan dengan mikrogaf elektron
diktiosom ini tampak seperti anyaman benang-benang berwarna hitam dan
badan-badan kecil berbentuk bola. Apparatus golgi ini sering dijumpai
berdekatan dengan nukleus dan pada sel hewan seringkali berdekatan dengan
sentrosoma.[1]
Gambar 1.1 Badan golgi dengan (a) model
dan (b) mikroskop elektron
Aparatus Golgi (A. Golgi) terdiri dari setumpuk kantong pipih yang disebut
dengan sisterna (cisternae), tersusun dari membran serupa dengan membran sel.
Tumpukan kantong pipih ini disebut diktiosom. Berbeda dengan RE pada membran A.
Golgi, ribosom tidak dijumpai di ruangan antara dan di seputar membran, baik
membran dalam maupun luar. Jadi semuanya agranular.[2]
Sisterna berbentuk pipih dengan sedikit menggembung pada
pinggirnya. Di sekitar sisterna terdapat vesikel-vesikel yang tersebar dengan
berbagai ukuran, beberapa diantaranya bertunas atau berfusi dengan bagian tepi
sisterna. Kantong pipih dan vesikel-vesikel yang terdapat disekitar A. Golgi
pada umumnya mengandung senyawa dengan konsentrasi pekat dan padat. Senyawa ini
terdiri dari protein atau glikoprotein yang bergerak diantara sisterna-sisterna
golgi menuju membran sel lisosom atau vakuola pada sel tumbuhan.
1.
Morfologi
Aparatus Golgi
AG tersusun dari tiga macam bentukan membran yaitu: 1).
Kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus. Kantung-kantung pipih
ini tersusun bertumpuk membentuk diktiosom. 2). Vesikel-vesikel kecil
berdiameter 50µm terletak pada sisi yang berbatasan dengan RE, disebut vesikel
transisi (peralihan). Vesikel ini membawa protein dan lipida dari RE
ke AG dan dari sakulus satu ke sakulus yang lain. 3). Vesikel besar yang terletak pada sisi yang
berhadapaan dengan membran sel, disebut vesikel sekretori.
Gambar 1.2 Morfologi
Aparatus Golgi
Gambar 1.3 Proyeksi
tiga dimensi badan golgi
Tumpukan sakulus
(diktiosom) mempunyai dua permukan yaitu permukaan cis (= proksimal =
pembentukan) yang letaknya berdekatan dengan vesikel transisi dan permukaan
trans (= distal = pemasakan) yang berdekatan dengan vesikel sekretori.
Permukaan trans berkembang membentuk anyaman tubula yang disebut anyaman trans
Golgi, dari anyaman ini akan dihasilkan vesikel sekretori.[3]
2.
Enzim dalam Apparatus Golgi
Hasil analisa
kimiawi menunjukkan adanya persamaan beberapa protein pada membran AG dan
membran RE, kandungan protein pada membran AG dan RE lebih banyak daripada
membran sel. Bila dilihat kandungan fosfolipida dan asam lemaknya, AG berada
diantara membran plasma dan membran RE.
Pada AG ditemukan
banyak enzim transferase, yang dominan adalah glikolisil transferase dan
pirosfatase. Hampir 50% aktifitas enzim glikosil transferas terjadi di dalam
AG, oleh karena itu glikosil transferase dapat dipakai sebagai enzim tanda
untuk AG. Selain itu juga terdapat enzim asam fosfatase dan enzim-enzim untuk
lisosom. Enzim pada AG terutama berperan dalam proses glikosilasi yaitu
penambahan molekul oligosakarida molekul protein dan sakarida.
Bahan baku untuk substrat glikosilase
adalah nukleotida gula misalnya guanosin lima di fosfat fukosa atau
manosa, sedang adenosin tiga fosfat, lima fosfosulfat adalah substrat untuk
sulfatase. Bahan baku tersebut di sintesis di dalam sitosol, kemudian di bawa
ke AG. Bahan-bahan tersebut di hidrolisis dan nukleotidanya di bebaskan kembali
ke sitosol.[4]
Setiap sisterna yang terdapat dalam apparatus golgi, mengandung enzim
yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan tabel distribusi enzim di dalam
sisterna apparatus golgi:
Jenis Enzim
|
Sis sisterna
|
Medial sisterna
|
Trans sisterna
|
Lemaksilase
|
+
|
|
|
Mannosidase I
|
+
|
|
|
Asetiglukosamin
|
+
|
|
|
Mannosidase II
|
|
+
|
|
NADPase
|
|
+
|
|
Fosfatase
|
|
+
|
|
Adenilat siklase
|
+
|
+
|
+
|
Nukleosida
|
+
|
+
|
+
|
Fosfatase asam
|
|
|
+
|
Galaktosil
|
|
|
+
|
Nukleosida
difosfatase
|
|
|
+
|
Sialyl
transferase
|
|
|
+
|
Tiamin fosfatase
|
|
|
+
|
Tabel 1.1 Distribusi
enzim dalam sisterna apparatus golgi
B. Fungsi Apparatus Golgi
Fungsi dari AG terutama
berkaitan dengan sekresi. Oleh karena itu AG lebih dominan pada sel-sel sekresi
(sekreton). Pada beberapa sel sekretori pengeluaran sekretnya secara
konstitutif (ajeg), sekret langsung dikeluarkan dari sel segera setelah
disintesis. Sekret dikemas dalam vesikel transpor, bergerak menuju membran sel.
Gambar 1.4 Lalu
lintas protein melalui sistem endomembran
Sekresi konstitutif adalah
proteoglikan dan protein lain untuk matriks ekstra sel sekresi glikoprotein
dari sel hati.
Pada sel sekretori lain,
pengeluaran sekretnya secara regulatif (tidak ajeg). Sekret yang baru
disintesis ditimbun terlebih dahulu dalam vesikel sekretori, akan dikeluarkan
apabila mendapat stimulus dari luar. Sekret yang ditimbun dalam vesikel
sekretori berupa granula dan dalam bentuk yang belum aktif. Contoh pengeluaran
sekret yang tidak ajeg ialah pengeluaran enzim dan hormone.[5]
Pada kedua macam sel sekretori
tersebut, baik vesikel sekretori maupun vesikel transpor dibentuk dari
pertunasan jala trans golgi. Vesikel sekretori dibentuk dari bagian membran
trans Golgi yang mempunyai selubung klatrin. Selubung klatrin akan terlepas
segera setelah vesikel sekretori terlepas dari AG, dan kembali ke membran trans
Golgi. Isi vesikel menjadi lebih padat akibat proses pengasaman di dalam
vesikel dengan cara menambahkan ion H yang di pompa secara aktif kedalam vesikel.
Pengeluaran sekresi dengan cara eksositosis. Pada eksositosis terjadi fusi
(peleburan) membran vesikel transpor atau vesikel sekretori dengan membran sel.
Dengan demikian protein
transmembran dan lipida dari membran vesikel menjadi bagian dari membran sel,
sedang protein terlarut yang berada
didalam lumen dilepas luar sel. Dengan adanya eksositosis berati selalu terjadi
penambahan permukaan membran sel, tetapi hal tersebut hanya terjadi sesaat
karena pada saat yang hampir bersamaan selalu terjadi peristiwa endositosis.[6]
1. Pemulihan Membran Sel
Membran sel yang telah rusak akan dipulihkan kembali menggunakan
vesikel-vesikel pengangkut dari apparatus golgi yang dirangsang untuk melebur
dengan membran sel setelah meninggalkan apparatus golgi secara kontinyu.
Protein transmembran dan lipid membran vesikel ini akan menjadi protein dan
lipid baru bagi membran sel, protein yang diangkut vesikula disekresikan ke
ruang antar sel.
2. Pembentuk Senyawa Penyusun Dinding Sel
Saat terjadi sitokinesis pada pembelahan sel tumbuhan akan terbentuk
matriks berupa kumpulan mikrotubula kutub di tengah bidang pembelahan yang
memisahkan kedua inti yang sudah terbentuk. Matriks tersebut memiliki banyak
vesikel yang berisi bahan baku dinding sel yaitu pektin, selulosa,
hemiselulosa, dan sebagainya yang berasal dari A.Golgi atau yang biasa disebut
diktiosom untuk sel tumbuhan. Matriks dan senyawa tersebut akan melebur dan membentuk
sekat antara dua buah inti di daerah mikrotubula kutub untuk membentuk dinding
sel primer. Dinding sel primer yang telah terbentuk akan terus disuplai dengan
bahan pembentuk dinding sel yang dikemas dalam vesikuli yang akan tumbuh
menjadi dinding sel sekunder.
3. Pembentuk Akrosom
Apparatus golgi berperan dalam pembentukan akrosom, yaitu tudung pada
spermatozoon. Tudung akrosom ini berasal dari fusi vesikel apparatus golgi yang
berfungsi untuk melisiskan membran.
4.
Glikosilasi
Pada AG terdapat banyak enzim,
hal ini menunjukkan bahwa AG bukan hanya sekedar alat transpor materi keluar
sel, tapi di dalamnya juga terjadi reaksi kimia. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa AG berperan dalam biosintesis glikoprotein dan glikolipida
dengan katalisator enzim glikosil transferase. Penambahan gugus karbohidrat
(oligosakarida) pada protein dan lipida selalu terjadi pada permukaan lumen
membran AG, sehingga penyebaran karbohidrat pada protein dan lipida membran
tidak simetris. Jadi rantai oligosakarida pada protein dan lipida membran intra
sel berada pada sisi lumen, sedang oligosakarida pada membran sel berada pada
permukaan luar. Proses glikosilasi sebelumnya sudah terjadi sejak di dalam lumen
RE, tetapi perpanjangan rantai oligosakarida terutama terjadi di dalam lumen AG.
Sakarida yang terikat pada protein (glikoprotein) dan lipid
(glikolipid) pada umumnya adalah D-galaktosa, D-manosa, D-fukosa,
N-asetil-D-galaktosamin dan sebagainya. Glikoprotein sendiri terbentuk akibat
adanya ikatan N atau ikatan O antara oligosakarida dengan polipeptida.
Oligosakarida ada yang majemuk dan ada yang bermanosa banyak. Di apparatus
golgi, oligosakarida bermanosa banyak tidak memperoleh tambahan monosakarida baru
yang berasal dari sitosol, diangkut ke lumen golgi melewati transmembran.[7]
Di dalam AG juga terjadi penambahan sulfat pada rantai karbohidrat
dengan katalisator enzim sulfat transferase. AG juga berperan dalam sintesis
proteoglikan untuk matriks ekstra sel satu untuk komponen membran sendiri.
Gambar
1.5 Langkah-langkah Glikosilasi protein
Pada sel tumbuhan yang sedang membelah AG berperan dalam pembentukan
dinding sel baru. Bahan-bahan penyusun dinding sel (polisakarida) yang baru disintesis
disimpan dalam vesikel-vesikel AG. Apabila kedua anak inti sudah terbentuk maka
diantara kedua anak inti
tersebut terbentuk sekat yang diawali dari bagian tengah sel, pembentukan sekat
terjadi dengan cara peleburan (fusi) vesikel-vesikel AG yang berisi bahan-bahan
pembentuk dinding sel yaitu pektin dan hemiselulose. Dari bagian tengah sekat
berjalan ke arah tepi sel.
Proses glikosilasi berlangsung dengan cara dan tempat yang bervariasi.
Pengemasan protein maupun lipid berkarbohidrat dapat terjadi di RE saja,
diawali di RE untuk kemudian dilanjutkan di golgi atau hanya terjadi di golgi
saja. Sebagai contoh glikosilasi tiroglobulin oleh epithelium tiroid,
immunoglobulin oleh plasmosit, musin oleh sel goblet intestinal pengemasannya
terjadi di RE untuk kemudian dilanjutkan di apparatus golgi. Sedangkan
glikosilasi protokolagen di fibroblast, lipoprotein plasmatik oleh hepatosit,
sintesis pektin dan hemiselulosa hanya terjadi di apparatus golgi.[8]
5.
Menyiapkan Sekret untuk Sekresi Sel
Proses sekresi sebenarnya telah dimulai sejak di Retikulum endoplasma
yang merupakan tempat sintesis protein. Protein yang telah terbentuk tersebut
akan dipisahkan dalam lumen RE sesuai tujuannya. Protein tersebut akan diangkut
ke daerah cis apparatus golgi oleh vesikuli pengangkut yang kemudian akan
dipindahkan dari daerah cis apparatus golgi menuju ke daerah trans apparatus
golgi.
Selama perjalanan melalui RE dan kopartemen awal campuran kompleks
golgi, enzim lysosomonal terlarut. Seperti glikoprotein lainnya mengalami
N-glikosilasi diikuti dengan pengangkatan unit glukosa dan manosa. Di dalam AG,
manosa pada karbohidrat akan terfosforilasi membentuk oligosakarida yang
mengandung manosa-6-fosfat. Tag oligosakarida ini membedakan larut protein
lisosomonal dari glikoprotein lain dan memastikan pengiriman mereka ke lisosom.
Gambar 1.6 Sorting protein
Fosforilasi residu manosa terjadi oleh dua enzim golgi spesifik, yang
pertama terletak di kompartemen awal tumpukan golgi yang merupakan sebuah
fosfotransferase yang menambahkan GlcNAc-1-phosphate ke karbon atom 6 dari manosa. Yang
kedua terletak di pertengahan golgi kompartemen menghilangkan GlcNAc
meninggalkan residu manosa-6-phosphate.
Permukaan membran TGN memiliki reseptor
mannose-6-phosphate yang mengikat ke residu mannose-6-fosfat protein lisosom,
dengan PH TGN 6,4 sehingga lebih kuat mengikat enzim lisosomonal yang dapat
larut dalam reseptor ini. PH lumen menurun menjadi sekitar 5,5, menyebabkan enzim
lisosom terikat untuk memisahkan dari mannose-6-fosfat. Ini mencegah enzim
kembali ke Golgi bersamaan dengan reseptor itu didaur ulang di vesikula yang
kembali ke TGN. Akhirnya, endosom akhir yang telah matang membentuk
lisosom baru atau memberikan isinya ke lisosom aktif.
Di daerah trans apparatus golgi ini protein akan disempurnakan sehingga
siap untuk diekskresikan misalnya dengan memperpendek rantai polipeptida,
memotong rantai polipeptida dengan enzim-enzim tertentu atau menambah dengan
senyawa-senyawa tertentu. Setiap macam protein atau glikoprotein tersebut
ditunaskan dalam bentuk vesikuli sekretoris untuk ditimbun sampai ada isyarat
untuk disekresikan.
Proses ekskresi untuk sel-sel yang berfungsi sekretori harus menunggu
isyarat dari luar. Vesikel sekretoris berasal dari pertunasan pada sisterna
golgi daerah trans, untuk pembentukannya melibatkan selubung protein yang
disebut klatrin. Klatrin akan terlepas di saat vesikel telah masak (mature). Begitu ada isyarat untuk sekresi maka
pensekresian senyawa-senyawa yang terkandung di dalam vesikuli sekretoris akan
dikeluarkan ke lingkungan ekstrasel dengan cara eksositoris. Pada proses ini
akan terjadi peleburan antara selaput vesikuli sekretoris dengan membran sel.
Sehingga senyawa-senyawa penyusun membran vesikuli sekretoris akan menjadi
komponen penyusun membran sel.[9]
Gambar 1.7 Klatrin
Selain terdapat klatrin, mantel protein yang terdapat dalam apparatus
golgi adalah COP I dan COP II (COP adalah kependekan dari protein mantel).
Lapisan protein-protein tersebut berperan dalam beberapa langkah pembentukan
vesikula transportasi yang membantu dalam pemilahan molekul yang memiliki
tujuan berbeda tiap sel. Peran umum COP adalah termasuk dalam pementukan
vesikel bulat, pra-pelepasan premature dan mengatur interaksi antara vesikel pemula
dengan selaput di dekatnya.[10]
Vesikel yang dilapisi COP I dapat ditemukan pada semua sel eukariotik
termasuk mamalia, serangga, dan tanaman. Mereka terlibat dalam transportasi
dari kompleks golgi kembali ke RE serta dua arah transportasi antara sisterna
kompleks golgi. Sedangkan vesikel yang dilapisi COP II pertama kali ditemukan
pada ragi, dimana mereka berperan dalam transportasi dari RE menuju ke komples
golgi.[11]
Gambar 1.8 Protein Pada Aparatus Golgi
C.
Transpor otein dari RE ke AG
Proses glikosilasi yang
terjadi di dalam RE dan AG berjalan dengan urutan yang tetap dan teratur. Pada
RE dan setiap sisterna AG terjadi peristiwa tertentu dengan katalisator enzim
yang terdapat pada RE dan masing-masing sisterna. Semua protein yang dihasilkan
dari REK, kecuali yang untuk membran RE sendiri, masuk ke lumen sisterna AG
bagian cis, selanjutnya ke bagian media dan akhirnya masuk bagian trans. Dari
RE ke AG protein dikemas dalam vesikel transisi sedang dari sisterna satu ke
yang lain. Protein dikemas dalam vesikel-vesikel kecil yang di bentuk dari
sisterna. Pada bagian trans Golgi protein sudah mengalami glikosilasi lengkap,
selanjutnya protein masuk ke jala trans Golgi. Protein yang berada di dalam
jala trans Golgi ini kemungkinan akan dikeluarkan dari sel sebagai sekret,
tetap berada di dalam sel misalnya dalam lisosom, atau untuk membran sel dan
membran intra sel. Oleh karena itu protein-protein tersebut harus dipilah-pilah
dan di kemas di dalam.
Bagaimanakah terjadinya
pemilahan protein-protein dalam jala trans Golgi? Pemilihan protein berdasar
pada polipeptida isyarat (polipeptida sinyal) yang dimiliki oleh masing-masing
protein; misalnya protein untuk lisosom mempunyai polipeptida sinyal yang
berbeda dari protein untuk sekresi. Pada membran jala trans Golgi terdapat
reseptor masing-masing polipeptida sinyal. Dengan demikian protein dengan
polipeptida sinyal tertentu akan terikat pada reseptor yang sesuai. Selanjutnya
dari bagian membran jala trans Golgi yang sudah mengikat protein tertentu
terbentuk tunas yang akhirnya terlepas membentuk vesikel transpor atau vesikel
sekresi.
Pengangkutan glikoprotein untuk
membran sel agak berbeda dan pengangkutan glikoprotein untuk sekresi atau untuk
lisosom. Sejak awal sintesisnya, protein untuk membran tidak dilepas ke dalam
lumen RE dan AG, tetapi tetap terikat pada membran RE dan AG; sedang
glikoprotein untuk sekresi dilepas kedalam lume
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aparatus Golgi (A. Golgi) terdiri dari setumpuk kantong pipih yang disebut
dengan sisterna (cisternae), tersusun dari membran serupa dengan membran sel.
Tumpukan kantong pipih ini disebut diktiosom. Berbeda dengan RE pada membran A.
Golgi, ribosom tidak dijumpai di ruangan antara dan di seputar membran, baik
membran dalam maupun luar. Jadi semuanya agranular.
Fungsi
dari AG terutama berkaitan dengan sekresi. Oleh karena itu AG lebih dominan
pada sel-sel sekresi (sekreton). Pada beberapa sel sekretori pengeluaran
sekretnya secara konstitutif (ajeg), sekret langsung dikeluarkan dari sel
segera setelah disintesis. Sekret dikemas dalam vesikel transpor, bergerak
menuju membran sel.
Proses
glikosilasi yang terjadi di dalam RE dan AG berjalan dengan urutan yang tetap
dan teratur. Pada RE dan setiap sisterna AG terjadi peristiwa tertentu dengan
katalisator enzim yang terdapat pada RE dan masing-masing sisterna. Semua
protein yang dihasilkan dari REK, kecuali yang untuk membran RE sendiri, masuk
ke lumen sisterna AG bagian cis, selanjutnya ke bagian media dan akhirnya masuk
bagian trans.
B.
Saran
Dalam
pembelajaran apparatus golgi tentulah perlu memahami secara keseluruhan karena
apparatus golgi merupakan salah satu komponen yang penting pada sel, banyak
berbagai hal yang dapat di pelajari untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
kehidupan di dunia.
Dengan
pengucapan Alhamdulillah, bab demi bab telah kami sampaikan. Namun dalam
penyusunannya makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan yang dikarenakan
kurangnya pengetahuan kami, akan tetapi besar harapan kami adanya kritikan yang
sifatnya membangun, supaya dalam menyelesaikan tugas selanjutnya bisa lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sumadi dan Marianti,
Aditya. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Istanti, Annie
dkk. 1999. Biologi Sel. Malang: Universitas Malang.
Hardin,
Jeff dkk. 2012. Becker’s The World of
the Cell. New York: Pearson Education.
[1] Sumadi dan
Aditya Marianti, Biologi Sel, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 131
[2] Ibid,
132
[3] Annie Istanti,
dkk, Bilogi Sel, (Malang: Universitas Malang, 1999), 42
[4] Ibid, 43
[5]
Ibid, 46
[6]
Ibid, 47
[11] Ibid,
350
Bagus kak
BalasHapus